Di pambahasan pertama ini akan membahas tentang "#JusticeForAudrey"
Bullying merupakan masalah yang krusial dalam pergaulan anak-anak dan remaja belakangan ini. Tak hanya secara verbal, namun juga merambah sampai tindak kekerasan fisik.
Kasus bullying terhadap Audrey yang baru saja terkuak, mengoyak hati banyak orang. Pasalnya kekerasan terhadap siswi SMP di Pontianak tersebut dilakukan oleh sesama perempuan.
Media sosial pun sontak diramaikan oleh tagar #JusticeForAudrey hingga menjadi trending nomor satu Twitter dunia, dengan lebih dari 534.000 cuitan. Warganet bahkan kompak membuat petisi online di laman Change.org.
Hasilnya, 3 juta tanda tangan berhasil terkumpul sebagai aksi protes terhadap kekerasan yang dilakukan 12 siswi SMA tersebut. Bagaimana sebenarnya kasus ini bisa terjadi?
Kronologi Singkat Pengeroyokan Audrey
Pengeroyokan ini kabarnya dipicu oleh persoalan asmara dan saling balas komentar di media sosial. Adapun pelaku utama penganiayaan ada tiga orang, sedangkan sembilan orang lainnya hanya menonton sambil tertawa.
Audrey sendiri ternyata bukanlah target utama mereka. Menurut info, kakak sepupu korban yang merupakan mantan pacar dari salah satu pelaku penganiayaan ini adalah incaran sesungguhnya.
Kronologinya begini, korban dijemput oleh beberapa pelaku di rumahnya dengan alasan ada yang ingin disampaikan. Alasan itu membuat Audrey menuruti ajakan pelaku lalu ikut ke Jalan Sulawesi.
Di sana, interogasi yang berujung penganiayaan sadis pun terjadi. Mulai dari penjambakan rambut, membenturkan kepala korban ke aspal, penyiraman air, sampai menginjak perutnya.
Bahkan setelah terbaring dalam kondisi tidak berdaya, pelaku lain berinisial TI dan LA terus melakukan pemukulan. Parahnya, alat vital korban juga menjadi sasaran.
Menurut lansiran beberapa media, pengeroyokan terhadap Audrey ini terjadi pada Jumat, 29 Maret 2019. Korban sempat menerima ancaman, sehingga orang tuanya baru melaporkan ke Polsek Pontianak Selatan satu pekan kemudian, tepatnya pada Jumat, 5 April 2019.
Akibat kekerasan dan penganiayaan yang dialami, Audrey kini harus menjalani perawatan intensif. Imbas dari tindak kekerasan ini amat berisiko terhadap kejiwaan Audrey.
Bukan hanya fisiknya saja, sering kali ia kerap mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan, karena tingkat trauma yang begitu tinggi.
Dari kejadian tersebut, pihak keluarga menolak damai dan tetap ingin melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.
Kejadian ini mendapat banyak dukungan dari Artis sampai Presiden.
Baiklah, itu saja untuk blog selingan pertama ini, semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini, dan akhir kata saya ucapkan makan bakwan.

Bagus kk
ReplyDelete